Kisah Pemuda Gua (Ashabul Kahfi) Di Dalam Al-Qur’an (Menurut Tafsir Al-Azhar Karya Prof. Dr. Buya Hamka)
Abstract
Kisah merupakan salah satu dari lima pokok kandungan Al-Qur’an. Bahkan dua per tiga kandungan Al-Qur’an adalah berupa kisah. Hal ini dikarenakan kisah-kisah dalam Al-Qur’an memiliki keunikan dan keistimewaan dibandingkan dengan kisah lainnya. Pada penelitian ini penulis akan mengungkapkan salah satu kisah dalam Al-Qur’an, yaitu kisah Ashabul Kahfi yang mana kisah ini terdapat dalam surah Al-Kahfi ayat 9-12. Dalam penelitian ini kisah Ashabul Kahfi akan dianalisis menggunakan penafsiran Buya Hamka yakni kitab tafsir Al-Azhar. Ashabul Kahfi merupakan pemuda yang teguh pendirian kala itu, mereka rela meninggalkan kampungya demi akidah mereka, yang telah tertanam kuat dalam jiwa. Mereka memohon pertolongan kepada Allah dan agar diberikan rahmat. Allah pun mengabulkan permintaan mereka dengan menunjukkan mereka ke sebuah gua yang berada di atas gunung sebagai tempat bersembunyi, di dalam gua mereka merasakan rahmat Allah yang telah dicurahkan kepada mereka yaitu dengan menidurkan mereka selama 309 Tahun, kemudian membangunkan mereka dalam keadaan badan yang tidak berubah sedikitpun. Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian kualitatif, sementara dilihat dari sifatnya penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research), adapun pendekatannya menggunakan kajian tafsir maud{u>’i> (tematik), penulis mengambil tema sebagaimana judul skripsi ini yaitu kisah Pemuda Gua (Ashabul Kahfi) menurut mufassir terkenal yaitu Buya Hamka. Dalam kitab tafsir nya Al-Azhar menafsirkan kisah Ashabul Kahfi
References
Abdul Syukur Al-Azizi, Islam Itu Ilmiah, (Yogyakarta : Laksana, 2018), hlm. 28.
Shalah Al-Khalidy, Kisah-kisah Al-Qur‟an; Pelajaran Dari Orang-Orang Dahulu, Ma„a Qashashis-Sābiqīna Fil-Qur‟an, jilid II, terj. Setiawan Budi Utomo, (Jakarta: Gema Insani Press, 1999) hlm. 22-23.
Ahmad Izzan, Telaah Tekstualitas Dan Kontekstualitas Al-Qu’an, (Bandung, Tafakur: 2011), hlm 212-213
Ayatulllah Muhammad Baqir Hakim, “Ulumul Quran”, Terj. Nashirul Haq, Abd. Ghafur, Dkk, (Jakarta : Al-Huda, 2006),hlm 517
Kementerian Agama RI, Tafsir Ilmiy. hlm 121.
Ahmad Sarwat, “Ilmu Tafsir : Sebuah Pengantar”, (Lentera Islam : 2020),hlm 13- 14.
Ahmad Izzan, “Metodologi Ilmu Tafsir”, (Tafakur: Bandung),hlm 6. https://lajnah.kemenag.go.id/artikel/buya-hamka-dan-tafsir-al-azhar
Ahmad Izzan, Telaah Tekstualitas Dan Kontekstualitas Al-Qur‟an, (Bandung, Tafakur: 2011)hlm, 212-213
M. Quraish Shihab, “Tafsir Al Misbah” hlm, 21
Sayyid Qutb, “Indahnya Al-Qur’an Berkisah”, Terj. Fathurrahman Abdul Hamid, (Jakarta : Gema Insani Press, 2004),hlm 157.
Jaya, “Tokoh-Tokoh Pemuda Dalam Al-Qur’an (Kajian Tafsir Tematik).”
Al-Imam Al Hafizh Imanuddin Ad-Dimasqi, terj. Asmuni, “ Mukhtashar Al Bidayah Wa anNihayah”, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2013), hlm. 117.
Imran N. Hosein, “ Surat Al-Kahfi Dan Zaman Modern”, (Kuala Lumpur, 2007), hlm. 152-153.
Hilmah Latif, “Melacak Alur Pemaparan Dan Fragmen Kisah Ashabul Kahfi Dalam Al-Qur‟an”, Volume 4, No. 2 (2016)
Umaiyatus Syarifah, “Manhaj Tafsir dalam Memahami Ayat-Ayat Kisah dalam al-Qur’an,” Ulul Albab: Jurnal Studi Islam 12, no. 2 (2010):hlm. 145
Abdul Djalal,”ulumul Qur’an” (surabaya: dunia ilmu,1998),hlm. 294
Hamka, Kenang-kenangan Hidup (Jakarta: Bulan Bintang, 1974), jilid I, hlm.46
Badiatul Roziqin, 101 Jejak Tokoh Islam Indonesia (Yogyakarta: eNusantara, 2009)hlm, 53.
Nizar, Memperbincangkan Dinamika Intelektual. hlm. 2
Rusydi Hamka, Hamka di Mata Hati Umat (Jakarta: Sinar Harapan, 1984),
Mif Baihaqi, Ensiklopedi Tokoh Pendidikan: Dari Abendanon Hingga Imam Zarkasyi, (Bandung: Nuansa, 2007),hlm 62.
Hamka, Tasauf Modern, ..XVII-XIX